Rabu, 03 November 2010

Gambaran Rumah Sehat di Berbagai Propinsi di Indonesia

Gambaran Rumah Sehat di Berbagai Propinsi di Indonesia


rumah Sehat; Kesehatan Lingkungan; health survey; National Sosial Ekonomi Survey; susenas,
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Lingkungan permukiman merupakan salah satu diantaranya yang selalu berinteraksi dengan manusia, karena kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya.
Tujuan analisis lanjut data susenas 2001 ini secara umum adalah melihat gambaran rumah sehat di berbagai propinsi di Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses penetapan kebijakan, penyusunan rencana, maupun pengembangan program khususnya bidang kesehatan lingkungan.
Data yang diolah adalah data modul dengan unit analisis adalah rumah tangga. Data menggambarkan seluruh propinsi di Indonesia kecuali Aceh dan Maluku. Beberapa kelemahan analisis ini adalah tidak semua variabel untuk penilaian rumah sehat tersedia dalam data susenas. Analisis dilakukan secara deskriptif dan analitik. Penilaian rumah sehat dilakukan secara skoring terhadap 14 variabel rumah sehat dengan mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Dit Penyehatan lingkungan Ditjen PPM&PL.
Dari hasil analisis secara nasional rumah sehat masih belum dapat mencapai target nasional Propeta tahun 2000 (sebesar 47%). Katagori rumah sehat di Indonesia Katagori baik sebesar (24.3%). Katagori sedang sebesar (41.3%), dan katagori kurang sebesar (34.4%). Persentase rumah sehat di berbagai propinsi masih rendah yaitu berkisar antara 7.1% - 36.1%. Hanya propinsi DKI Jakarta saja yang telah melebihi target Propeta yaitu sebesar 49.5%. Beberapa propinsi yang mencapai hampir 30% atau lebih dari 30% yaitu Sulut (36.1%), Kaltim (33.3%), Banten (29.5%), DIY (32.2%), dan Jabar (29.4%). Persentase rumah sehat di kawasan Sumatra sebesar 19.2%, Jawa Bali sebesar 27.6%, dan KTI sebesar 17.5%. Persentase di kota sebesar 41.6% dan di desa sebesar 11%. Pola hubungan tingkat pengeluaran rumah tangga dengan rumah sehat nasional dan desa adalah semakin tinggi tingkat pengeluaran maka semakin tinggi pula persentase rumah sehat.
Pada katagori rumah sehat sedang di kota pada tingkat pengeluaran tinggi justru terjadi penurunan persentase rumah sehat katagori sedang. Dari analisis faktor, diketahui 4 faktor yang mempunyai peranan dalam penilaian rumah sehat (Eigenvalue >1) adalah Faktor I (SPAL, Kakus, B.Bakar Masak, Sal. Got, Air Bersih), Faktor II ( Lantai, Lokasi), Faktor III ( Kepadatan hunian, Pencahayaan), Faktpr IV ( Jenis septik tank, kepemilikan WC). Jumlah varian yang dapat dijelaskan oleh 4 faktor tersebut adalah sebesar 75.4%.
REKOMENDASI : Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengapa pencapaian target rumah sehat masih sangat rendah. Perlu dilakukan kajian terhadap sistim penilaian rumah sehat masa yang akan datang. Perlu dilakukan upaya peningkatan kondisi perumahan yang sehat oleh semua sektor terkait dan oleh semua stake holder. Upaya peningkatan kondisi rumah sehat perlu dilakukan di semua kawasan (Sumatra, Jawa Bali, maupun Kawasan Timur Indonesia), juga perlu dilakukan di seluruh propinsi Indonesia baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Deskripsi Alternatif :

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Lingkungan permukiman merupakan salah satu diantaranya yang selalu berinteraksi dengan manusia, karena kurang lebih separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Tujuan analisis lanjut data susenas 2001 ini secara umum adalah melihat gambaran rumah sehat di berbagai propinsi di Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses penetapan kebijakan, penyusunan rencana, maupun pengembangan program khususnya bidang kesehatan lingkungan.
Data yang diolah adalah data modul dengan unit analisis adalah rumah tangga. Data menggambarkan seluruh propinsi di Indonesia kecuali Aceh dan Maluku. Beberapa kelemahan analisis ini adalah tidak semua variabel untuk penilaian rumah sehat tersedia dalam data susenas. Analisis dilakukan secara deskriptif dan analitik. Penilaian rumah sehat dilakukan secara skoring terhadap 14 variabel rumah sehat dengan mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Dit Penyehatan lingkungan Ditjen PPM&PL.
Dari hasil analisis secara nasional rumah sehat masih belum dapat mencapai target nasional Propeta tahun 2000 (sebesar 47%). Katagori rumah sehat di Indonesia Katagori baik sebesar (24.3%). Katagori sedang sebesar (41.3%), dan katagori kurang sebesar (34.4%). Persentase rumah sehat di berbagai propinsi masih rendah yaitu berkisar antara 7.1% - 36.1%. Hanya propinsi DKI Jakarta saja yang telah melebihi target Propeta yaitu sebesar 49.5%. Beberapa propinsi yang mencapai hampir 30% atau lebih dari 30% yaitu Sulut (36.1%), Kaltim (33.3%), Banten (29.5%), DIY (32.2%), dan Jabar (29.4%). Persentase rumah sehat di kawasan Sumatra sebesar 19.2%, Jawa Bali sebesar 27.6%, dan KTI sebesar 17.5%. Persentase di kota sebesar 41.6% dan di desa sebesar 11%. Pola hubungan tingkat pengeluaran rumah tangga dengan rumah sehat nasional dan desa adalah semakin tinggi tingkat pengeluaran maka semakin tinggi pula persentase rumah sehat.
Pada katagori rumah sehat sedang di kota pada tingkat pengeluaran tinggi justru terjadi penurunan persentase rumah sehat katagori sedang. Dari analisis faktor, diketahui 4 faktor yang mempunyai peranan dalam penilaian rumah sehat (Eigenvalue >1) adalah Faktor I (SPAL, Kakus, B.Bakar Masak, Sal. Got, Air Bersih), Faktor II ( Lantai, Lokasi), Faktor III ( Kepadatan hunian, Pencahayaan), Faktpr IV ( Jenis septik tank, kepemilikan WC). Jumlah varian yang dapat dijelaskan oleh 4 faktor tersebut adalah sebesar 75.4%.
REKOMENDASI : Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengapa pencapaian target rumah sehat masih sangat rendah. Perlu dilakukan kajian terhadap sistim penilaian rumah sehat masa yang akan datang. Perlu dilakukan upaya peningkatan kondisi perumahan yang sehat oleh semua sektor terkait dan oleh semua stake holder. Upaya peningkatan kondisi rumah sehat perlu dilakukan di semua kawasan (Sumatra, Jawa Bali, maupun Kawasan Timur Indonesia), juga perlu dilakukan di seluruh propinsi Indonesia baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Selasa, 02 November 2010

Rumah Sehat dan Bersih itu gampang

Rumah idaman, setiap rumah memiliki ciri khas masing-masing yang menentukan kepribadian sang pemiliknya. Namun apapun bentuk rumah dan kepribadian Anda, pastikan rumah itu tetap sehat, bersih dan nyaman hanya dengan melakukan hal-hal sederhana berikut ini.
Tips menciptakan rumah yang sehat dan asri (dikutip dari Health):
  1. Dapur, Ada baiknya mencuci piring yang ada di tempat cucian sedikit demi sedikit, jangan menumpuk cucian piring karena itu hanya akan memberatkan beban mencuci piring Anda dan juga membiarkan bakteri berkembang dari sisa-sisa makanan di piring.
  2. Sediakan tempat sampah untuk bahan kering dan basah, berikan ventilasi yang cukup di dapur, dan terapkan pola hidup rapi setiap habis memasak dengan menempatkan segalanya pada tempatnya lagi.Tak ada yang lebih menyenangkan bukan ketika melihat dapur yang selalu dalam keadaan bersih?
  3. Kamar mandi, Jangan biarkan kamar mandi dalam keadaan lembab karena akan meninggalkan jamur, berikan sedikit celah untuk matahari. Sikat lantai kamar mandi dan bersihkan bak air secara rutin agar air yang digunakan pun selalu dalam keadaan bersih.Menaruh tanaman hias di kamar mandi juga bisa membuat suasana lebih asri dan segar. Jangan lupa taruh parfum dan kamper anti bakteri di kamar mandi. Sebaiknya pilih juga lantai kamar mandi yang berwarna cerah seperti hijau, biru atau pink.
  4. Kamar, Kasur adalah tempat berbahaya, bakteri bisa berkembang biak dengan cepat disana. Untuk itu, gantilah seprai dan cucilah sesering mungkin dan pilihlah bahan seprai yang menyerap keringat atau bahan lain yang tidak gampang berbulu.Menjemur kasur juga bisa membunuh bakteri, jadi sesekali jemurlah kasur di bawah terik matahari. Pastikan kamar selalu dalam keadaan bersih dan rapi karena disitulah kita menghabiskan waktu yang cukup lama untuk tidur. Jadi jika kamar kotor, Anda pun akan gampang terserang penyakit.
  5. Ruang tengah, Taruhlah pohon bambu kecil di tengah-tengah ruangan untuk menciptakan ruangan yang sehat, sejuk dan asri. Bambu bisa menjadi alat penyaring formaldehid (zat kimia yang banyak terdapat di furniture-furniture kayu) serta benzen (terdapat pada tinta, plastik atau bahan karet) yang berbahaya bagi kesehatan Anda dan keluarga. Tambahkan juga keindahan ruang tengah dengan menempatkan bunga lili yang juga berfungsi mengeliminasi trichloroethylene, zat kimia yang banyak terdapat pada lukisan dan cat yang berbahaya jika banyak terhirup pernafasan.

bahan bagunan bentuk rumah sehat

Bahan Bangunan Bentuk Rumah Sehat


Memilih material atau bahan bangunan memang perlu diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan penghuninya termasuk Anda sendiri. Untuk itu diperlukan tips bagaimana cara memilih material bahan bangunan yang setidaknya tidak berbahaya bagi kesehatan.
Untuk meminimalisasi bahaya tersebut, setidaknya kita mempunyai beberapa solusi diantaranya :
1. Apabila rumah baru saja dicat, atau ada furniture yang baru difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi selama 6 – 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan digunakan dengan baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar.
2. Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan dasar air, yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah menguap lebih rendah. Berbagai bahan bangunan rumah tinggal yang baik digunakan sebenarnya tersedia cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya.
3. Pilih bahan bangunan yang sehat (tidak tercampur bahan kimia berbahaya) seperti Batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam, bata merah, genteng tanah, kaca, beton, batako, conblok, kertas

gambar rumah sehat

Senin, 01 November 2010

kriteria rumah sehat bagian 2

Rumah yang sehat sudah menjadi idaman semua orang. Tetapi, apa sebenarnya definisi rumah sehat itu? Rumah sehat adalah rumah yang bisa memberikan rasa nyaman kepada para penghuninya. Bukan hanya kenyamanan yang didapat, tetapi juga suasana yang sehat dan bersih.
Lalu, rumah seperti apa yang tergolong sehat? banyak orang berpikir, rumah yang sering dibersihkan dan dirapihkan adalah rumah sehat. Ternyata hal tersebut tidak menjamin terwujudnya rumah sehat karena dasar utama rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki sirkulasi udara (ventilasi) dan sistem pencahayaan yang baik.
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi utama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah yang berarti kadar karbon dioksidanya yang bersifat racun meningkat sehingga berbahaya bagi penghuni.
Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen yang cenderung hidup dan berkembang dalam ruangan dengan tingkat kelembapan yang tinggi. Dengan sirkulasi yang baik, bakteri akan terbawa oleh udara yang akan selalu mengalir.
Rumah yang sehat juga memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.
Cahaya yang terdapat dalam rumah sehat bisa digolongkan menjadi dua, yaitu cahaya alami (cahaya matahari) dan cahaya buatan. Cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah melalui jendela. Jadi, jendela juga memegang peran penting dalam hal ini.
Dalam membuat jendela, sebaiknya memperhitungkan sinar matahari. Dapat langsung masuk ke dalam ruangan. Fungsi jendela di sini di samping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus ditengah-tengah tinggi dinding.
Selain kedua hal dasar tadi, ada beberapa faktor pendukung lain yang juga penting untuk menunjang terciptanya rumah sehat. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor lingkungan tempat tinggal yang juga sehat dan kondusif dan faktor tersedianya sistem pembuangan kotoran, baik sampah, air kotor maupun limbah kamar mandi, yang baik pula.

kriteria rumah sehat

Rumah sehat adalah rumah idaman.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan . Oleh karena itu rumah haruslah Sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas.
Kontruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
  • Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
  • Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
  • Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayan dan penghawaan yang cukup.
  • Memenuhi persayaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Senin, 25 Oktober 2010

"bentuk rumah yang sehat dan indah"

Penyuluhan Rumah Sehat, Jamban dan Tempat Sampah Keluarga

Rumah Sehat
Ditujukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai keadaan, kondisi, dan bentuk rumah yang layak dan sehat untuk ditinggali. Hal ini diharpkan dapat dipahami oleh masyarakat yang diiformasikan dan mengaplikasikan informasi yang diberikan akan dapat hidup lebih layak dan sehat.
Jamban Keluarga
Memberikan pengetahuan kepada warga dengan penyuluhan akan  pentingnya penggunaan jamban keluarga untuk kesehatan warga dan kebersihan lingkungan serta penjelasan mengenai dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan atas ketiadaan jamban keluarga.
Tempat Sampah Keluarga
Memberikan pengetahuan kepada warga mengenai pentingnya memiliki tempat sampah keluarga di setiap rumah sehingga tidak mencemari lingkungan.

Senin, 11 Oktober 2010

syarat syarat rumah sehat

1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.

3. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.

Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.

Ada 2 macam ventilasi, yakni :
  • Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
  • Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:
  • Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.
Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
  • Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

5. Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
  • Penyediaan air bersih yang cukup,
  • Pembuangan tinja,
  • Pembuangan air limbah (air bekas),
  • Pembuangan sampah,
  • Fasilitas dapur,
  • Ruang berkumpul keluarga,
  • Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).

Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.

rumah sehat

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: rumah-sehat1
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

rumah sehat

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: rumah-sehat1
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

rumah sehat

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain: rumah-sehat1
1. Sirkulasi udara yang baik.
2. Penerangan yang cukup.
3. Air bersih terpenuhi.
4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

Kamis, 07 Oktober 2010

MENGENAI RUMAH SEHAT

rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan.rumah sehat dapat dinilai berdasarkan komponen rumah , sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang ditinjau dari masing masing komponen memenuhi kriteria.